18 Mei 2001
TEMPO Interaktif, Jakarta:Jumat (18/5) siang, sekitar 60 orang dari aktivis Pusat Informasi Jaringan untuk Reformasi (PIJAR) Indonesia, mendatangi Polda Metro Jaya, untuk memprotes pemeriksaan Ketua Solidaritas Timor-Timur (Solidamor) Bonar Tigor Naipospos.
Mereka ingin bertemu pihak Polda untuk meminta jawaban tentang nasib Bonar Tigor Naipospos yang diperiksa penyidik Polda Metro Jaya sebagai saksi sehubungan dengan meledaknya Asrama Mahasiswa milik Yayasan Iskandar Muda di Jalan Perahu nomor 1, Setiabudi, Jakarta Selatan pekan lalu.
Mereka berkumpul di depan Markas Polda Metro Jaya sambil meneriakkan yel-yel, yang diantaranya mengritik kinerja Polri yang cenderung tidak berubah sejak masa Orde Baru.
Para aktivis juga membagikan selebaran yang berisi beberapa tuntutan kepada Polda Metro. Mereka menuntut agar Polda memberikan jaminan kebebasan berkumpul dan mengeluarkan pendapat, menghentikan semua ancaman, pembungkaman, teror, dan intimidasi kepada aktivis prodemokrasi. Mereka juga menuntut aparat segala menghentikasn segala bentuk kekerasan di Indonesia dan tidak menjadikan kelompok aktivis prodemokrasi sebagai kambing hitam atas masalah yang ada di Indonesia.
Koordinator aksi, Haikal, 26 tahun, menilai banyak aktivis prodemokrasi yang jelas-jelas menentang tindak kekerasan kerap menjadi kambing hitam. “Kali ini terjadi kepada saudara Naipospos, Ketua Solidamor, yang dituduh terlibat kasus bom manggarai bebarapa waktu yang lalu,” ujar Haikal. Aparat, kata Haikal, seharusnya tidak memihak dalam menangani kasus ini dan tidak membohongi publik dengan menuduh kelompok tertentu tanpa bukti.
Haikal mensinyalir adanya operasi sistematis dari Pemerintah atau golongan tertentu untuk membungkam kelompok-kelompok anti Orde Baru. Hal ini terbukti terhadap kasus pengkambinghitaman Solidamor serta operasi sweeping buku kiri. Para aktivis itu masih berada di halaman luar Polda Metro Jaya hingga pukul 16.00. (Cahyo Junaedy)
0 komentar
Posting Komentar