NASIONAL Senin, 14 Maret 2005 - SUARA MERDEKA
JAKARTA - Keikutsertaan Goenawan Mohamad, Todung Mulya Lubis, Jeffrey Geovanni, Ulil Abshar Abdalla, Fikri Jufri, dan novelis Ayu Utami dalam iklan layanan masyarakat yang mendukung kebijakan pemerintah mencabut subsidi BBM, berbuntut panjang.
Delapan organisasi yang terdiri atas unsur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan mahasiswa, kemarin melayangkan somasi kepada tokoh-tokoh tersebut.
Mereka adalah Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Partai Rakyat Demokratik (PRD), Gerakan Pemuda Kerakyatan (GPK), Lingkar Studi Aksi untuk Demokrasi (LS-ADI), Gerakan Regenerasi Nasional (GRN), Pijar Indonesia, Veteran Indonesia, dan Infight (Forum Pemantau Korupsi). Menurut juru bicara Serikat Pengacara Rakyat (SPR) Habiburokhman, somasi itu dilayangkan kepada mereka karena dianggap telah membohongi rakyat.
Dia mengatakan, iklan "Freedom Institute" yang terpampang di Harian Kompas, Februari lalu yang menuliskan nama-nama tokoh tersebut jelas dikategorikan mendukung kebijakan pemerintah dan tidak menghiraukan rakyat kecil yang justru semakin terbebani dengan adanya pencabutan subsidi BBM.
Oleh karenanya, perbuatan yang dilakukan para tokoh tersebut dikategorikan melakukan perbuatan tidak menyenangkan sebagaimana diatur dalam Pasal 335 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
''Jika dalam waktu sembilan hari mereka tidak meminta maaf kepada rakyat Indonesia dengan memasang iklan permohonan maaf di sembilan koran nasional, sembilan stasiun televisi nasional, sembilan stasiun radio, dan sembilan situs internet, maka kami akan melaporkan mereka ke Mabes Polri untuk kami ajukan ke pengadilan,'' kata Habiburokhman. (F4-83m)
0 komentar
Posting Komentar