Golkar Panik, Aktivis Mahasiswa Malah Dukung UKP3R

Oleh: M Hendry Ginting

Jakarta, Rakyat Merdeka. Sejumlah aktivis mahasiswa mengeluarkan pernyataan bersama menyikapi pembentukan Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program Reformasi (UKP3R). Pada intinya, mereka mendukung unit kerja Presiden SBY yang membuat suhu politik nasional "meriang" pada sepekan belakangan ini.

Para aktvis tersebut, adalah Muzakir Djabir Ketua Umum PB HMI MPO, Rahmat Hidayat Pengurus Besar PMII, Ruhut Ambarita Pengurus Pusat PIJAR Indonesia, Deni S. Presiden FAM UI dan Immanuel Ebenezer dari Front Kota.

Dalam pernyataan yang diterima Situs Berita Rakyat Merdeka Senin ini (6/11), para aktivis menilai tepat dibentuk UKP3R yang dipimpin oleh tokoh reformasi Marsilam Simandjuntak. Menurut mereka, unit kerja itu merupakan salah satu langkah SBY untuk menghidupkan kembali tuntutan-tuntutan reformasi agar terdorong maksimal menuju perubahan. Sebab, kontrol dan evaluasi terhadap pelaksanaan agenda reformasi harus tetap berjalan efektif.

Menurut Muzakir, penolakan UKP3R dari partai Golkar beserta kaki tangannya, yang pada akhirnya meminta unit kerja itu dibekukan, menunjukkan bahwa kelompok anti reformasi masih ‘hidup’ dan semakin menguat di negeri ini. Penolakan yang tidak substansial menunjukan ketakutan dari kelompok-kelompok anti reformasi (Partai Golkar) akan konsistensi penegakan agenda reformasi.

Alasan ketiadaan koordinasi atau tidak dilibatkannya Wakil Presiden Jusuf Kalla seperti juga Ketua Umum Partai Golkar dalam pembentukan unit kerja tersebut, kata Muzakir, memperlihatkan karakter asli partai berlambang pohon beringin sebagai partai yang haus kekuasaan.

“Apa yang dilakukan oleh partai Golkar merupakan ancaman bagi demokrasi, hak asasi, dan agenda reformasi yang sejatinya mencita-citakan kehidupan rakyat yang sejahtera,” ujarnya.

Untuk itu, ia menyerukan agar digerakkan perlawanan terhadap kelompok anti reformasi demi tercapainya agenda reformasi yang diperjuangkan mahasiswa tahun 1998.

Pada kesempatan itu, mahasiswa juga menuntut agar agenda reformasi dijalankan dengan tuntas. Tangkap dan adili koruptor yang telah menciptakan kemiskinan di negeri ini. Kembalikan harta yang dirampas dari rakyat.

Aktivis dari 5 eleman mahasiswa itu juga menyerukan kepada seluruh elemen mahasiswa dan rakyat membangun perlawanan terhadap gerakan kelompok anti reformasi.

Diungkapkan, pemberantasan korupsi, reformasi birokrasi pemerintahan, BUMN, UKM, perbaikan ekonomi yang berbasis kerakyatan, dan mengembalikan kedaulatan hak-hak rakyat yang selama rezim Orde Baru dikebiri, menjadi fokus utama yang harus secepatnya dilaksanakan dan dikerjakan oleh pemerintah.

Hal ini karena, sederet permasalahan yang tidak kunjung tuntas ini membawa dampak besar pada kehidupan rakyat saat ini dan di masa mendatang.

Sejak rezim Orde Baru berkuasa, terang Muzakir, sampai detik-detik menjelang kejatuhannya, Partai Golkar sebagai mesin politik dan konglomerat “hitam” sebagai pendukung rezim, telah melakukan korupsi di setiap ruang, pemasungan terhadap hak-hak politik, perampasan hak ekonomi rakyat kecil dan mengarahkan rakyat dalam jurang kemiskinan dalam cekikan hutang luar negeri.

Untuk itu, agenda reformasi yang digulirkan pasca tumbangnya rezim Orde Baru harus dikontrol dan dievaluasi agar selama proses berjalannya kerja-kerja perubahan dapat berjalan efektif dan sesuai dengan apa yang telah diamanatkan rakyat kepada pemerintah.

Namun, kontrol dan evaluasi hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai komitmen penuh terhadap agenda reformasi dan tanggung jawab terhadap rakyat. Hal ini

mengingat, telah mengakarnya sistem birokrasi yang korup, yang telah ditanamkan sejak rezim Orde Baru berkuasa, hingga saat ini. adi